Minggu, 13 November 2011

COPAS



Cara Ngitung arah Kiblat..


Mengingat bahwa setiap titik di permukaan bumi ini berada dipermukaan bola bumi maka perhitungan arah qiblat dilakukan dengan Ilmu Ukur Segitiga Bola (Spherical Trigonometri). Demi ketelitian dalam penghitungan yang dilakukan, maka sebaiknya hitungan dilakukan dengan alat bantu saja.

Untuk penghitungan arah Qiblat ada tiga buat titik yang diperlukan

  1. Titik A, terletak di ka’bah (ф = +21025’ [LU] dan λ = 39050’ [BT])
  2. Titik B, terletak dilokasi yang akan dihitung arah kiblatnya
  3. Titik C, terletak di titik kutub utara

Titik A, dan titik C adalah tidak berubah, sedangan titik B senantiasa berubah seiring dengan berubahnya tempat yang akan diukur.

Bila ketiga titik tersebut dihubungkan dengan garis lengkung maka terjadilah segitiga bola ABC. Dimana titik A adalah posisi Ka’bah, titik B adalah posisis kota yang bersangutan (contoh nya yogyakarta; ф = -7048’ [LU] dan λ = 110021’ [BT]) , dan titik C adalah kutub utara

Ketiga sisi segi tiga ABC tersebut diberi nama dengan huruf kecil dengan nama sudut di depannya sehingga:

  • Sisi BC disebut sisi a, karena didepan sudut A
  • Sisi AC disebut sisi b, karena didepan sudut B
  • Sisi AB disebut sisi c, karena didepan sudut C

Dengan perjanjian tersebut dapatlah kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan perhitungan Qiblat adalah suatu perhitungan untuk mengetahui seberapa besar nilai sudut B yakni sudut yang diapit oleh sisi a dan sisi c

Perhitungannya sendiri dapat dilakuklan dengan menerapkan rumus;

cot B = ((sin a cot b)/sin C)-cos a cot C

Rumus diatas memerlukan tiga unsur, yaitu:

  • “a” adalah jarak antara titik kutub utara dampai garis lintang yang melewati tempat / kota yang dihitung arah qiblatnya, dapat dirumuskan

a = 900 – ф kota yang bersangkutan

  • “b” adalah jarak antara titik kutub utara hingga garis lintang yang melewati ka’bah (ф = 210 25’), sehingga dapat dirumuskan:

b = 900 – 21025’

  • “C” adalah jarak bujur atau Fadhlut Thulain , yakni jarak antara bujur tempat yang dihitung arah kiblatnya dengan bujur ka’bah sehingga:
    • Jika λ = 000 00’ s/d 390 50’ BT maka C = 39050’ – λ
    • Jika λ = 390 50’ s/d 180000’ BT maka C = λ – 39050’
    • Jika λ = 000 00’ s/d 1400 10’ BB maka C = λ + 39050’
    • Jika λ = 1400 10’ s/d 1800 00’ BB maka C = 39050’ – λ

Sebagai contoh, misalnya menghitung arah qiblat untuk yogyakarta.

Data :

  1. Ka’bah -> lintang = 21025’ [LU]

Bujur = 39050’ [BT]

  1. Yogyakarta -> lintang = -07048’ [LS]

Bujur = 110021’ [BT]

Unsur:

  1. a = 900 –(-07048’) = 97048’
  2. b = 900 –21025’ = 68035’
  3. C = 110021’-39050’ = 70031’

Perhitungan

cot B = ((sin a cot b)/sin C)-cos a cot C

cot B = ((sin 97048’ cot 68035’)/sin 70031’)- cos 97048’ cot 70031’

= 0.460220813

B = 65017’13,66’’

Dengan perhitungan diatas , dapatlah diketahui bahwa arah qiblat kota Yogyakarta adalah 65017’13,66’’ dari titik utara (sejati) ke arah Barat. Atau 24042’46.34’’ dari titik Barat kearah utara

SUMBER : BLOG INI

 

Browse

Read more: http://www.maspeypah.co.cc/2010/02/cara-menambah-back-to-top-pada-blog.html#ixzz0k8cHfCbE